Tahukah Ibu kalau performa akademis anak ternyata bisa dipengaruhi makanan yang dikonsumsinya? Misalnya, anak melewatkan waktu sarapan paginya tiap hari.
Ketika belajar di sekolah, anak akan merasa lapar, sehingga dia tidak bisa konsentrasi belajar. Ditambah lagi, ia akan merasa loyo karena kebutuhan energi tidak dilengkapi. Kondisi tersebutlah yang mewajibkan ibu membuat sarapan sehat untuk anak.
Dengan mengonsumsi sarapan sehat anak, aktivitas hariannya dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan University of Colorado Boulder, Amerika Serikat, fungsi kognitif dan ingatan akan meningkat terhadap anak yang rutin menyantap sarapan paginya. Itu sebabnya, sarapan sehat untuk anak sekolah sangat penting diberikan sebelum berangkat.
Ada baiknya Ibu menyajikan menu sarapan sehat untuk anak yang kaya akan nutrisi. Ini nantinya dapat fisik anak lebih kuat untuk hadapi kegiatan sekolah seharian. Supaya Ibu tidak bingung, berikut ini resep sarapan pagi praktis untuk anak.
Baca Juga: 4 PILIHAN MAKANAN MENU SARAPAN SEHAT UNTUK ANAK
1. Pancake Pisang
Anak Ibu bukan tipe penyuka buah. Setiap diberikan buah, pasti ada saja caranya untuk menyingkirkan makanan tersebut. Supaya hal itu tidak terjadi, kamu bisa menyembunyikan buah dalam menu sarapan sehat untuk anak ini. Salah satu yang menjadi favorit anak adalah pancake. Ibu bisa membuat Pancake Pisang.
Pertama-tama, pisang kaya akan karbohidrat, magnesium, dan juga kalium. Semua kandungan ini diperlukan agar fisik anak lebih kuat selama menjalankan kegiatan hariannya.
Ibu hanya perlu melumatkan pisang. Lalu, pisang yang sudah halus dicampurkan ke dalam adonan pancake. Biasanya, pisang dapat memberikan rasa manis alami dalam pancake, lho. Jadi, Ibu tak perlu memberikan gula lagi. Tambahkan whipped cream atau madu sebagai topping-nya.
2. Onigiri
Anak tampaknya lahap ketika mengonsumsi makanan Jepang. Ini bisa menjadi ide untuk Ibu membuat menu sarapan sehat untuk anak. Coba buat nasi kepal khas Jepang atau onigiri. Bahan-bahannya mudah didapat, kok. Kamu bisa menyiapkan daging teriyaki ataupun ikan tuna dan salmon yang sudah matang.
Jangan lupa tambahkan sedikit sayuran, seperti mentimun di dalam hidangan ini. Walau terlihat seperti camilan, onigiri sangat mengenyangkan, lho. Apalagi ukuran nasinya juga banyak dan padat. Camilan ini juga bisa menjadi bekal anak. Jangan lupa berikan saus mayonaise atau mentai supaya rasa onigiri makin lezat.
3. Salad Buah
Menu sarapan sehat untuk anak ini sudah dipastikan kaya nutrisi dan juga punya banyak manfaat kesehatan. Sayuran segar yang dipadukan dengan saus kaya akan serat dan vitamin untuk anak. Selain itu, rasanya yang segar membuat anak merasa siap untuk menghadapi hari.
Ibu bisa memilih beberapa buah yang disukai anak. Tambahkan jelly agar rasa Salad Buah semakin segar dan enak. Bisa juga tambahkan yoghurt ke dalam salad tersebut. Pastinya, anak makin menyukai hidangan ini.
4. Omelette
Tampaknya hidangan omelette menjadi favorit banyak anak di dunia ini. Sebenarnya, menu sarapan sehat untuk anak ini sederhana sekali membuatnya. Ini karena hanya terbuat dari kandungan telur sebagai bahan utamanya. Perlu Ibu tahu, telur merupakan jenis makanan pertama yang baik dikonsumsi sebagai menu sarapan pagi. Ini karena telur kaya akan protein yang akan membuat anak merasa kenyang lebih lama.
Supaya lebih enak, Ibu bisa menambahkan jamur, daun bawang, sosis, dan juga paprika dalam hidangan omelette. Ibu juga bisa memberikan saus kari untuk hidangan nasi omelette. Pastinya, anak akan lebih semangat untuk sarapan pagi.
Ibu jangan sampai lupa memberikan MILO Activ-Go setelah anak beraktivitas seharian untuk mengembalikan energi yang hilang.
Produk minuman ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman coklat berenergi ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Minuman coklat bubuk ternyata praktis dan mudah dibuat. Ini bisa menjadi andalan Ibu ketika anak mulai bosan mengonsumsi makanan rumahan. Coklat minuman ini juga bisa menjadi pilihan rewards untuk anak yang sedang merayakan hari spesial, seperti mendapat nilai yang bagus atau menang lomba mengarang cerita.
Perlu Ibu ketahui, minuman coklat ternyata ada hubungannya untuk menjaga kesehatan mental anak, lho. Menurut jurnal The Netherlands Journal of Medicine pada tahun 2013, coklat mengandung senyawa fenolik aktif. Senyawa inilah yang dapat mencegah munculnya risiko stres pada anak.
Itu sebabnya, aman untuk Ibu memberikan minuman coklat bubuk kepada anak. Namun, ada baiknya untuk memilih bubuk minuman terbaik, ya. Salah satu rekomendasi bubuk minuman coklat yang aman dan juga gampang didapat adalah MILO. Rasanya yang enak dan nutrisinya yang lengkap bisa menjadi keunggulannya.
Baca Juga: 5 KREASI MINUMAN COKLAT BUBUK UNTUK MOMEN SPESIAL BERSAMA KELUARGA
Ibu bisa membuat beberapa menu minuman coklat bubuk berikut saat musim penghujan tiba. Sebaiknya yang hangat, ya, supaya kesehatan tubuh tetap terjaga juga.
1. Mocha Hot Chocolate
Anak Ibu termasuk yang kurang menyukai minuman manis. Mocha Hot Chocolate bisa menjadi solusinya. Coba Ibu larutkan coklat bubuk bersama susu dan juga gula. Lalu, tambahkan sedikit espresso ke dalam minuman coklat tersebut. Pastinya, anak akan merasakan sensasi rasa yang berbeda.
Rasa manis coklat dan pahit espresso dapat membuat sajian minuman coklat bubuk ini lebih balance. Pas sekali menjadi teman santapan bananabread ataupun pancakebutter yang masih hangat.
2. Coklat Panas Klasik
Classic Hot Chocolate atau coklat panas klasik juga menjadi pilihan yang aman bagi Ibu yang mau menyajikan minuman khusus tersebut. Terutama ketika anak mulai merasakan tidak anak badan atau lelah setelah belajar. Fungsi coklat yang bisa mengurangi stres ini membuat anak merasa nyaman dan lebih relaks
Untuk menyenangkan hati anak, Ibu bisa menambahkan whipped cream di bagian atasnya. Pasti anak makin menikmati sajian minuman coklat bubuk tersebut dengan gembira. Ada baiknya, Ibu ajak anak mengobrol saat mengonsumsi menu ini. Biasanya, anak akan lebih santai dan terbuka. Ini baik sekali untuk bonding antara Ibu dan anak.
Baca Juga: 3 RESEP MINUMAN COKLAT BUBUK UNTUK SAJIAN SIANG HARI
3. Spicy Hot Chocolate
Anak mulai menunjukkan gejala flu ataupun batuk? Bahkan, ia terlihat lemas seharian ini. Biasanya, udara dingin musim penghujan membuat daya tahan tubuh anak menurun. Akibatnya, ia jadi lebih mudah terserang penyakit. Apalagi anak bisa jadi pulang kehujanan.
Untuk menghangatkan diri, Ibu bisa membuat Spicy Hot Chocolate. Spicy di sini bukan berarti Ibu memberikan cabai dalam hidangan ini, ya. Minuman coklat ini bisa ditambahkan bubuk kayu manis atau sedikit lada bubuk supaya dapat menghangatkan tubuh anak. Pelengkap ini juga membuat anak yang sedang tidak enak badan merasa lebih nyaman.
4. White Hot Chocolate
Tidak selamanya Hot Chocolate berwarna coklat. Ibu bisa menambahkan vanilla dan susu untuk menciptakan warna putih di minuman. Tidak lupa ini dapat memberikan rasa creamy di mulut dan manis yang lezat. Cocok banget untuk kamu yang suka minuman manis.
Kamu juga bisa menambahkan topping wafer ataupun chocolate stick di atas minuman tersebut. Pastinya, anak akan menyukainya dan meminta Ibu untuk membuatnya lagi di lain waktu.
Bagaimana Ibu? Rekomendasi minuman coklat bubuk ini cocok sekali dikonsumsi ketika musim penghujan, kan? Jangan lupa untuk lengkapi kebutuhan energi anak di pagi hari agar ia siap menjalankan aktivitasnya. Untuk melengkapi energi anak sekaligus memberikannya minuman dengan kandungan susu, berikanlah MILO 3in1 setiap hari.
MILO 3in1 sebagai pelengkap menu sarapan sehat untuk anak. Produk minuman ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman coklat berenergi ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Selain makanan dan minuman kaya nutrisi, Ibu juga harus mengajak anak melakukan aktivitas fisik setiap hari. Memiliki tubuh bugar dan aktif adalah bagian penting dari gaya hidup sehat. Itu sebabnya, Ibu harus memperkenalkan pentingnya olahraga kepada anak. Semakin awal anak melakukannya sebagai rutinitas, semakin baik pula dampaknya untuknya.
Menurut Stanford Children Health Hospital, Amerika Serikat, olahraga sebenarnya adalah latihan gerakan yang dapat memicu aliran darah terpompa lebih cepat ke seluruh organ tubuh. Aktivitas fisik ini membuat detakan jantung lebih kencang sehingga oksigen bisa dihirup paru-paru lebih banyak lagi. Secara tidak langsung, peredaran darah dan oksigen ke seluruh tubuh akan lebih lancar.
Itu sebabnya, Ibu harus memberi tahu anak soal pentingnya olahraga. Biasanya, anak yang teratur berolahraga akan lebih bugar, sehat, mudah konsentrasi, memiliki mood baik, dan juga tak mudah sakit.
Berikut ini beberapa hal yang menjadi alasan pentingnya olahraga untuk anak. Ingin tahu apa saja? Cek di sini penjelasannya.
Baca Juga : Alasan Olahraga Pagi Bisa Bantu Sang Juara Optimalkan Tumbuh Kembangnya
1. Olahraga Baik untuk Pertumbuhan Fisik
Tahukah Ibu kalau otot dan tukang juga perlu dirangsang untuk pertumbuhan dan perkembangannya? Salah satu cara untuk merangsangnya adalah dengan rutin melakukan olahraga.
Selain itu, olahraga juga dapat menjaga berat badan ideal anak. Jadi, anak tidak memiliki risiko tinggi mengalami obesitas. Kelebihan berat badan ini bisa membuat perkembangan fisik terhambat, lho. Itu sebabnya, pentingnya olahraga harus dipahami anak juga.
2. Olahraga Meningkatkan Kesehatan Tubuh
Berolahraga diperlukan supaya badan kita tetap dalam kondisi sehat. Ini karena aktivitas fisik membuat ketahanan tubuhnya meningkat. Ini artinya, anak tahan aktif berkegiatan sepanjang hari selama di sekolah.
Bila ketahanan tubuh meningkat, berarti imunitas anak pun menjadi lebih tinggi. Itu tandanya, anak jadi tidak mudah terkena penyakit ataupun terpapar radikal bebas. Dengan teratur berolahraga, anak juga bisa terhindar dari risiko penyakit jantung hingga kanker.
3. Mendapat Pengalaman Seru dari Olahraga
Untuk memahami pentingnya olahraga, Ibu harus mengajak anak langsung merasakan aktivitas tersebut. Ibu bisa memperkenalkan jenis kegiatan fisik yang seru untuk anak. Jangan lupa untuk melakukannya bersama. Misalnya, Ibu mengajak bersepeda keliling lingkungan rumah ataupun mengajak anak tracking di atas bukit bersama-sama. Di sela-sela tracking, Ibu bisa mengajaknya bermain di mata air.
Selain ini menjadi pengalaman olahraga yang seru, anak dan Ibu pun jadi punya quality time untuk mempererat kedekatan. Pastinya, anak akan ketagihan melakukan olahraga bersama-sama lagi.
4. Anak Jadi Memahami Soal Aturan
Ketika anak sudah ada minat untuk berolahraga, Ibu bisa membuatkan jadwal aktivitas fisik tersebut. Ibu bisa membuat jadwal olahraga atau aktivitas fisik bersama anak saat hari Sabtu selama 1 jam.
Durasi olahraga juga bisa lebih lama atau sebentar, sesuai dengan kemampuan anak. Lakukan secara rutin dan beri tahu anak manfaat dari rutinitas fisik tersebut. Secara tidak disadari, anak jadi belajar untuk memahami dan menaati sebuah aturan. Jadi, anak tidak kaget ketika menghadapi aturan untuk hal lain.
Itu tadi menjadi alasan betapa pentingnya olahraga bagi anak. Ibu bisa berikan MILO Activ-Go setelah anak berolahraga untuk mengembalikan energinya yang hilang. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Berangkat sekolah menjadi momen tersibuk Ibu dan anak ketika pagi hari. Apalagi anak sudah masuk sekolah tahun ajaran baru 2022 secara tatap muka. Itu tandanya, Ibu harus ekstra persiapan.
Salah satu kegiatan sebelum berangkat sekolah yang wajib dilakukan adalah sarapan pagi. Tentunya, ini karena waktu makan tersebut sangatlah penting untuk kesehatan anak. Apalagi anak dalam kondisi tidak makan dan minum selama tidur malam.
Lalu, kira-kira hal apalagi yang harus dipersiapkan Ibu sebelum anak berangkat sekolah, ya. Berikut ini beberapa hal yang harus Ibu tahu.
1. Sarapan Pagi
Sarapan menjadi sajian makanan pertama yang dikonsumsi anak sebelum berangkat sekolah. Setidaknya Ibu bisa sebutkan 2 manfaat sarapan sebelum berangkat sekolah.
Berdasarkan jurnal Public Health Nutrition, ada hubungan yang kuat antara sarapan pagi yang sehat dan meningkatkan kesehatan mental seseorang Sedangkan dalam jurnal Psychological Medicine tahun 2020, menyatakan orang-orang yang sering melewati atau menunda sarapan pagi lebih berpotensi mengalami mood disorder.
Baca Juga : 5 Resep Menu Sarapan Pagi yang Sehat dan Baik untuk Mood Anak
Selain kesehatan mental, sarapan pagi juga membuat anak terhindar dari masalah obesitas. Ini karena sarapan membuat kebutuhan nutrisi anak terpenuhi. Anak pun memiliki energi untuk bersekolah dan tentunya tak mudah lapar. Karena sarapan membuat kenyang lebih lama, anak juga akan terhindar dari jajan sembarangan. Terutama makanan manis dan junk food.
2. Seragam
Sebelum berangkat sekolah kita harus mempersiapkan seragam sekolah juga. Ada baiknya Ibu sudah mengecek jadwal pemakaian seragam. Jangan sampai salah, ya. Ini supaya anak tidak merasa malu. Jangan lupa juga untuk menyetrikanya dengan rapi dan diberi pewangi. Hal ini supaya seragam anak tetap harum dan terasa menyegarkan meskipun berada di sekolah seharian.
3. Buku dan Alat Tulis
Biasanya, anak suka ada barang yang tertinggal. Misalnya, ketinggalan pensil, penghapus, atau penggaris. Bahkan, tak jarang buku pelajaran juga ketinggalan. Untuk mengurangi potensi hal tersebut terjadi, Ibu bisa melakukan pengecekan jadwal mata pelajaran ketika malam hari.
Tentunya, lalu meminta untuk memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas. Jadi, ketika akan berangkat sekolah, tidak ada barang yang tertinggal.
Baca Juga : 6 Menu Sarapan Sehat Untuk Anak
4. Kumpulkan Informasi yang Lengkap
Ada baiknya, Ibu juga mengumpulkan informasi yang lengkap soal kegiatan sekolah anak. Jangan sampai terlewat bila ada pengumuman penting. Biasanya, guru wali kelas akan memberitahukannya di dalam WhatsApp Group atau ada surat yang diberikan pada hari sebelumnya. Ibu bisa biasakan diri mengecek pesan tersebut pada malam hari dan mengeceknya kembali sebelum berangkat sekolah. Ini supaya anak selalu update soal informasi sekolahnya.
Sebelum berangkat sekolah, jangan lupa pula berikan segelas MILO 3in1 hangat agar ia lebih siap menjalani kegiatannya di sekolah. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Produk MILO ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Walau terlihat mudah, ternyata permasalahan memilih sekolah untuk anak cukup pelik, Ibu. Apalagi untuk anak yang baru akan merasakan jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Tentunya, anak tidak boleh sembarangan masuk SD. Bila usia tidak cukup misalnya, anak bisa jadi stres dan sulit beradaptasi. Paling tidak Ibu harus mengetahui usia ideal masuk SD.
Beberapa orang tua ada yang memasukan anak usia 6 tahun dalam jenjang pendidikan dasar. Ada juga anak yang berusia 7 tahun atau lebih baru dimasukan ke dalam SD. Pastinya ibu jadi penasaran, syarat masuk SD umur berapa sebenarnya? Jangan sampai anak masuk bukan dalam usia yang ideal.
Menurut Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019, usia masuk SD yang ideal adalah 7 hingga 12 tahun. Usia ideal masuk SD paling rendah adalah anak berusia 6 tahun pada tanggal 1 Juli. Bila anak berpotensi memiliki kecerdasan otak tinggi dan psikis yang siap menerima pelajaran, anak yang mencapai usia 5 tahun 6 bulan pada tanggal 1 Juli juga diperbolehkan masuk SD.
Mengapa 7 tahun dianggap sebagai usia ideal masuk SD? Hal ini disebabkan anak usia tersebut sudah masuk dalam Tahap Operasional Konkret dalam Teori Tahapan Kognitif anak Jean Piaget. Artinya, kondisi emosi anak lebih stabil. Mentalnya pun sudah lebih kuat dari sebelumnya. Anak juga sudah mulai berpikir logis dan terorganisir. Hal ini membuatnya lebih siap menerima proses pembelajaran di sekolah.
Baca Juga : Pentingnya Sarapan Pagi untuk Membangun Kebiasaan Baik Anak
Tentunya, tak cuma masalah kognitif saja, ada sejumlah alasan 7 tahun merupakan standar usia ideal masuk SD. Berikut beberapa aspek yang perlu Ibu ketahui.
1. Aspek Fisik
Tentunya aspek fisik ini berhubungan dengan kemampuan motorik kasar dan halus anak. Ketika anak berusia 7 tahun, ia memiliki otot dan saraf yang sudah terbentuk. Anak pun sudah bisa melakukan koordinasi dengan berbagai organ tubuh.
Misalnya, anak sudah bisa bersepeda yang mengharuskan tangan, kaki, mata, dan otak berkoordinasi. Kemampuan motorik yang sudah mahir inilah yang menjadi dasar ketahanan fisik anak. Ia akan bisa belajar dari pagi hingga siang hari di sekolah.
2. Aspek Kognitif
Sudah tahukah Ibu anak usia 7 tahun sudah memiliki kemampuan atau perkembangan kognitif yang lebih baik. Usia ideal masuk SD ini menandakan anak sudah dapat mulai berpikir secara logika untuk menyelesaikan suatu soal atau permasalahan yang sederhana.
Itu sebabnya, anak usia tersebut cenderung sudah dapat membaca, menulis, berhitung, hingga bercerita yang sederhana. Dengan memasukkannya ke dalam Sekolah Dasar, secara tidak langsung Ibu tambah mengasah kemampuan kognitifnya.
3. Aspek Emosi
Pernahkah Ibu berpikir, anak akan menangis pada hari pertama masuk SD karena ditinggal orang tuanya? Bila perkembangannya berjalan lancar, semestinya hal tersebut tidak terjadi. Hal ini karena secara umum anak usia 7 tahun sudah siap secara emosional untuk sekolah. Memasuki usia ini juga, anak mulai memiliki keinginan untuk mandiri.
Itu sebabnya, Ibu harus memberi kesempatan anak melakukan tugasnya sendiri. Misalnya yang paling sederhana, membiarkan anak membereskan buku pelajarannya ke dalam tas.
Baca Juga : 4 Manfaat Berteman di Sekolah bagi Anak
4. Aspek Psikologis
Melatih konsentrasi anak yang lebih muda, biasanya sangatlah sulit. Ibu harus memiliki kesabaran tingkat tinggi untuk melakukannya. Untungnya, anak usia 7 tahun sudah mengalami perkembangan psikologis yang lebih baik.
Usia ideal masuk SD ini biasanya membuat anak bisa berkonsentrasi selama 35-40 menit. Tentunya, kondisi ini dibutuhkan agar anak dapat mengikuti pelajaran di sekolah. Supaya anak lebih siap menerima pelajaran di sekolah dan terus berenergi, Ibu bisa berikan ia bekal bernutrisi dan MILO UHT.
Selain praktis dikonsumsi kapan dan di mana saja, MILO kotak ini kaya nutrisi. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Tahukah Ibu ternyata sikap optimis dibutuhkan anak juga dalam tahap perkembangannya. Anak pastinya memiliki impian atau target tertentu dalam hidupnya. Nah, terkadang jalannya menuju keberhasilan bisa jadi sulit dan penuh rintangan. Tak jarang ia akan mengalami kegagalan. Bersikap optimis dapat membuat anak tidak pantang menyerah dan percaya diri dalam menggapai mimpinya.
Lalu, sebenarnya apa itu sikap optimis? Menurut jurnal Clinical Psychology Review pada November 2010, sikap optimis adalah sikap mental yang ditandai dengan harapan dan kepercayaan diri akan kesuksesan dan masa depan yang cerah. Orang yang optimis akan memandang kegagalan sebagai pengalaman belajar atau keberhasilan yang tertunda. Bahkan, hari yang buruk pun dapat diyakini sebagai awal dari hari baik.
Dari penjelasan di atas, Ibu pasti semakin tahu pentingnya anak memiliki sikap optimis. Ibu bisa menjadi role model anak untuk menumbuhkan sikap tersebut, lho. Berikut ini beberapa contoh perilaku optimis yang bisa Ibu terapkan untuk anak.
Baca Juga : 5 Cara Supaya Anak Punya Sikap Pantang Menyerah
1. Memerhatikan Hal-hal Baik yang Terjadi
Sikap optimis tidak akan muncul bila anak tidak pernah mengalami hal-hal yang positif dalam hidupnya. Ibu pun tidak akan tahu hal tersebut pernah terjadi. Untuk itu, Ibu bisa mengajaknya mengungkapkan hal-hal baik yang dialaminya setiap hari dalam waktu 10 menit.
Ibu bisa melakukannya dengan tanya jawab santai ketika akan tidur. Bisa juga membiasakan anak menulis buku harian atau jurnal. Pastikan anak dibuat nyaman dulu ketika akan menyampaikannya, ya.
2. Memiliki Harapan yang Positif
Ini saatnya Ibu menyampaikan harapan-harapan baik kepada anak. Misalnya, berharap anak akan berhasil dalam studinya ketika mulai bersekolah atau berharap anak dapat memenangkan suatu perlombaan.
Tahukah Ibu, harapan tersebut adalah sebuah doa sekaligus motivasi anak untuk menumbuhkan sikap optimis. Ia pun yakin dapat menyelesaikan tugas-tugasnya.
3. Melihat Tantangan Sebagai Kesempatan
Pastinya setiap kegiatan yang dilakukan anak punya tantangan dan masalahnya sendiri. Ini saatnya Ibu membiarkan anak menyelesaikannya sendiri. Biarkan ia mencari jalan keluar yang cocok untuknya.
Walau demikian, Ibu tetap harus mengawasinya dari kejauhan. Jadilah teman bicara anak ketika ia memerlukan saran. Tanamkan konsep tantangan sebagai sebuah kesempatan baru yang mungkin tidak akan datang lagi di kemudian hari.
Baca Juga : 6 Cara Membangun Karakter Saling Menghormati Dengan Olahraga
4. Biarkan Anak Aktif Coba Tantangan Baru
Setelah anak memahami konsep tantangan merupakan kesempatan baru, biarkan ia mencoba tantangan lainnya. Setiap tantangan baru yang dicobanya merupakan salah satu jalan dari pengembangan diri.
Ia pun memiliki lebih banyak pengetahuan dan informasi dari percobaan ini. Ketika dia menghadapi tantangan yang serupa, sikap optimis untuk menyelesaikannya dengan baik akan muncul.
5. Tidak Menyalahkan Diri Sendiri akan Kegagalan
Ajarkan anak untuk menerima kegagalan atau kekalahan dengan sportif. Hal ini supaya anak tidak menyalahkan diri atas kegagalan tersebut. Kondisi tersebut hanya akan menjebak anak dalam kedukaan yang mendalam. Beri pemahaman kepada anak kalau kekalahan memang membuat sedih.
6. Menjaga Emosi Tetap Stabil
Ketika memasuki usia remaja, anak pastinya mengalami sejumlah perkembangan fisik, mental, emosional, bahkan sosial. Hal ini terkadang membuat emosinya berubah-ubah. Supaya sikap optimis tumbuh dalam diri anak, ajarkan kepadanya cara mengendalikan emosi. Ini terutama ketika anak berhadapan dengan situasi yang tidak sesuai harapannya.
Menjadi anak yang punya sikap optimis juga harus didukung oleh energi yang cukup bagi tubuhnya. Berikan MILO Activ-Go setiap hari agar ia siap menjadi anak yang aktif dan optimis. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Produk MILO ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Ibu pastinya sering mendengar istilah insecure digunakan dalam social media. Bahkan, beberapa kali anak menyebutkan kata tersebut di depan Ibu ketika sedang berdebat. Tahukah Ibu anak yang tidak percaya diri disebut insecure? Tampaknya, Ibu harus cari tahu cara meningkatkan percaya diri anak, nih.
Yakin akan kemampuan diri sendiri disebut percaya diri atau self confidence. Untuk mencapai keyakinan tersebut, anak harus mengetahui cara mengatasi kurang percaya diri tersebut. Tentunya, pertama-tama Ibu bisa membantu anak untuk mengetahui penyebab perasaan insecure bisa muncul di dalam diri anak.
Sebenarnya, perasaan tidak percaya diri cukup wajar dialami oleh anak remaja. Hal ini termasuk dalam tahapan perkembangan kognitif anak berdasarkan Teori Jean Piaget. Ketika anak menginjak usia 12 tahun ke atas. Biasanya, ia mulai aware terhadap fisiknya. Hal ini membuatnya membandingkan dengan orang lain. Ini bisa menjadi hal yang membuat merasa tidak percaya diri.
Baca Juga : 4 Cara untuk Bantu Anak Percaya Diri dengan Olahraga
Dilansir dari Psychology Today, ada tiga faktor yang biasa muncul menjadi penyebab anak tidak percaya diri. Pertama-tama, anak sudah pernah merasakan kegagalan atau penolakan dari hal yang diharapkan. Kedua, anak sebenarnya punya kecemasan terhadap anggapan orang lain. Ia tidak ingin dinilai buruk di hadapan teman-temannya. Ketiga, anak merasa dituntut untuk selalu sempurna. Bahkan, ada aturan tersendiri untuk menjadi sempurna. Jika keluar dari aturan tersebut, anak merasa insecure.
Cara meningkatkan percaya diri anak tidaklah mudah. Ia membutuhkan tahapan untuk melakukannya dan pertolongan dari Ibu. Berikut beberapa caranya yang bisa dilakukan.
1. Bantu Anak Belajar Hal Baru
Cara meningkatkan percaya diri anak yang pertama adalah mengajaknya mencoba hal baru. Tahukah, Ibu anak yang kurang explore biasanya memang memiliki pandangan yang sempit. Tak heran mereka menjadi sering membanding-bandingkan sesuatu dengan orang lain.
Padahal, pemikiran tersebut hanya akan membuatnya tambah resah. Mengajak anak belajar hal baru dapat membuatnya punya keahlian baru. Dengan begitu, rasa percaya dirinya pun akan meningkat dengan sendirinya.
2. Hindari Mengkritik Penampilannya
Ibu harus memahami, pada masa pubertas, penampilan fisik adalah hal yang sangat penting. Anak akan berubah menjadi anak yang menutup diri hanya karena merasa dirinya jelek. Walau pada kenyataannya, penampilan fisik anak baik-baik saja.
Untuk itu, Ibu sebaiknya menghindari mengkritisi anak soal penampilannya. Hal ini hanya akan membuatnya tambah insecure dan menjauh dari Ibu. Topik penampilan cukup sensitif bagi anak.
3. Contohkan Sikap Percaya Diri
Cara meningkatkan percaya diri anak salah satunya harus melibatkan orang tua sebagai role model. Ibu dan ayah harus menunjukkan sikap optimis dalam berkegiatan sehari-hari. Misalnya, Ibu sering meyakinkan anak untuk bisa berolahraga ketika pagi hari. Walau lelah, waktu 15 menit olahraga berhasil dilakukan. Energi positif tersebut bisa tertular ke diri anak, lho.
Baca Juga : 3 Cara Tumbuhkan Percaya Diri Anak
4. Jangan Ragu Beri Pujian
Anak remaja pada umumnya membutuhkan pengakuan atas kemampuan dan keberhasilannya. Rasa tidak percaya diri mungkin muncul karena orang tua sering kali tidak menanggapi secara serius kemampuan anak. Bahkan, bersikap biasa ketika memenangkan perlombaan. Hal ini membuat anak merasa tidak dihargai.
Cara meningkatkan percaya diri selanjutnya dapat dilakukan dengan memberikan pujian kepada anak. Dengan demikian, ia semakin bersemangat dan yakin kalau memiliki kemampuan.
5. Berikan Asupan yang Bernutrisi
Rasa percaya diri juga bisa meningkat jika tubuh sehat dan berenergi. Anak akan jauh lebih aktif untuk mencoba dan belajar hal-hal baru. Oleh sebab itu, pastikan anak selalu mengonsumsi makanan dan minuman yang kayak ana vitamin dan mineral.
Misalnya, berikan sarapan bernutrisi dan juga segelas MILO 3in1 sebagai pelengkapnya. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Produk MILO ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Ibu merasa ada perubahan karakter anak ketika ia memasuki usia abege atau remaja? Anak yang tadinya penurut dan mudah senyum, berubah menjadi pemberontak. Bahkan, tak jarang Ibu melihatnya bad mood atau menangis. Apa kondisi ini bagian dari perkembangan karakter anak?
Dilansir dari laman Center of Disease Control and Prevention, perkembangan anak usia 7-12 tahun termasuk dalam fisik dan mental. Biasanya anak umur 12 tahun ini akan mengalami perubahan fisik, mental, emosional, dan juga sosial. Tentunya, terkadang anak memerlukan waktu untuk perubahan tersebut.
Melansir dari laman Michigan State University, Amerika Serikat, emosional yang dialami anak-anak ketika mengalami masa pubertas cenderung berubah-ubah. Anak bisa bersemangat ketika Ibu mengajaknya berolahraga. Namun dalam seketika, ia berubah malas-malasan. Bahkan, ia bisa menangis hanya karena masalah yang sederhana.
Hal ini dikarenakan ia mulai membandingkan diri dengan orang lain, aware terhadap bentuk fisik, dan punya keinginan untuk mandiri. Ibu jangan heran kalau anak akan menolak diajak ke mall atau kondangan.
Baca Juga : 6 Tips Dukung Perkembangan Karakter Anak Usia Sekolah
Sering kali juga bertengkar dengan Ibu hanya karena masalah yang sederhana. Hal yang harus dipahami juga pada usia inilah anak mulai bisa melepaskan diri dari bantuan Ibu. Perkembangan karakter anak ini pastinya membutuhkan kesabaran yang tinggi.
Untuk dapat mendukung perkembangan karakter anak, Ibu bisa melakukan beberapa hal berikut ini. Coba disimak, ya!
1. Menjadi Role Model
Walau anak sudah beranjak remaja, Ibu tetap harus tahu ia akan meniru orang-orang terdekatnya. Itu sebabnya, orang tua harus menjadi role model yang terbaik bagi anak. MIsalnya, Ibu menunjukkan kasih sayang, sikap tak mudah menyerah, kejujuran, serta keadilan.
Dari sinilah, anak mempelajari karakter-karakter yang baik untuk ditiru. Dengan cara ini, setidaknya perkembangan karakter anak tidak ke arah yang negatif.
2. Terapkan Family Time
Ketika anak memasuki masa pubertas, biasanya ia lebih memilih berkumpul bersama teman-temannya. Ia merasa teman sebagai orang yang bisa dipercaya dan lebih asyik ketimbang keluarga. Bila perasaan itu dibiarkan, anak bisa jauh dari keluarga dan orang tua. Tentunya, ini berbahaya kalau anak bergaul dengan orang yang salah.
Untuk itu, ibu bisa menerapkan family time yang wajib dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Bisa dengan acara nonton film bersama, bersih-bersih rumah di saat weekend, atau melakukan kegiatan fisik yang sederhana. Hal ini supaya bonding anak dengan keluarga semakin erat.
Baca Juga : 5 Cara untuk Mendukung Perkembangan Karakter Anak Melalui Olahraga
3. Buat Aturan yang Jelas
Perkembangan karakter anak dapat terbantu jika orang tua membuat aturan yang jelas untuknya. Misalnya, Ibu membatasi waktu bermain gadget atau adanya waktu belajar ketika malam hari.
Hal ini penting supaya anak belajar untuk konsisten dan tidak mudah kehilangan arah. Ibu tentunya tidak mau anak terjerumus ke dalam pergaulan yang negatif, kan. Dari sini, anak juga belajar untuk menghargai aturan yang sudah dibuat. Ketika melanggar, ia akan mendapatkan hukumannya.
4. Berikan Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Anak usia remaja biasanya hanya butuh diakui oleh orang-orang yang dihormatinya. Salah satu bentuk pengakuan tersebut adalah Ibu mempercayai anak dalam melakukan suatu hal. Berikan ia kebebasan untuk memilih sesuatu, tetapi tetap dengan tanggung jawab.
Misalnya, Ibu mengizinkan anak untuk bermain di rumah temannya ketika hari sekolah. Namun, harus pulang sebelum pukul 6 sore. Anak pun akan happy atas kepercayaan Ibu dan pasti tidak akan melanggar aturan yang dibuat.
Dukung perkembangan karakter anak dengan asupan yang bernutrisi setiap harinya, seperti MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Produk MILO ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Kecerdasan kognitif anak ternyata tidak bisa muncul dengan sendirinya, lho. Anak harus mendapatkan rangsangan tertentu agar kemampuan tersebut muncul. Untuk memahaminya, Ibu juga harus mengetahui tahap perkembangan kognitif anak. Tahapan ini diperkenalkan oleh psikolog asal Swiss bernama Jean Piaget. Ia percaya, ada empat tahapan kognitif yang akan dilalui anak.
Namun, sebelum masuk ke 4 tahap perkembangan kognitif Jean Piaget, ada baiknya Ibu mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan kognitif. Ini supaya Ibu tahu tipe belajar mengembangkan aspek kognitif yang tepat untuk anak.
Apa yang Dimaksud Tahap Perkembangan Kognitif?
Dalam tulisan berjudul Theories of Adolescent Development yang diterbitkan dalam jurnal Academic Press tahun 2020, tahap perkembangan kognitif anak adalah kemampuan anak yang mengacu terhadap proses ingatan, problem solving, dan pengambilan keputusan.
Contoh kemampuan kognitif misalnya anak bisa menceritakan kejadian di sekolah dengan detail. Ia punya sejumlah ide untuk menyelesaikan masalah yang ditemuinya saat sedang belajar.
Tahap Perkembangan Kognitif Pada Anak
Supaya Ibu tak bingung lagi, berikut ini 4 tahap perkembangan kognitif anak berdasarkan Jean Piaget, yang terdiri dari tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal.
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Ini merupakan tahap perkembangan kognitif anak yang pertama dalam teori perkembangan kognitif Piaget. Pada tahapan ini, bayi biasanya akan mengembangkan pengetahuan seputar dunia lewat kemampuan sensorik (melihat dan mendengar) dan juga skill motorik (menggapai dan menyentuh benda)
Untuk perkembangan kognitif dalam tahap ini, sebenarnya cukup sederhana. Anak diharapkan dapat memahami keberadaan obyek dan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya secara alami.
Contohnya, Ibu menyembunyikan mainan favorit anak di bawah bantal. Anak yang muncul kemampuan kognitifnya akan berpikir mainannya hilang. Ia pun akan aktif mencarinya. Umumnya, anak akan menyadari Ibu sudah menyembunyikannya. Namun, ia akan berpura-pura mainannya hilang karena dianggapnya sebagai permainan. Bisa dibilang ini merupakan refleks dasar, indera, dan respons motorik.
Ibu juga perlu tahu kalau pada tahapan sensorimotor ini ada enam sub-tahap kognitif di dalamnya, yaitu:
- Sub-tahap Refleks (0-1 bulan). Pada sub-tahap perkembangan anak ini, bayi hanya merespons rangsangan dengan refleks alami seperti menghisap atau menggenggam.
- Sub-tahap Gerakan Koordinatif Awal (1-4 bulan). Bayi mulai mengembangkan kemampuan mengoordinasikan gerakan tubuhnya, seperti menggoyangkan tangan dan kaki secara sadar.
- Sub-tahap Reaksi Circular Primer (4-8 bulan). Bayi mulai melakukan gerakan yang disukainya dan secara tidak sengaja memicu suatu hasil yang menyenangkan, sehingga ia ingin mengulanginya lagi.
- Sub-tahap Reaksi Circular Sekunder (8-12 bulan). Bayi mulai mengulangi gerakan yang menyenangkan yang melibatkan objek di sekitarnya, seperti menggoyangkan mainan untuk mengeluarkan suara.
- Sub-tahap Koordinasi Reaksi Circular Tersier (12-18 bulan). Bayi mulai menggabungkan beberapa tindakan yang berurutan atau berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti memindahkan benda untuk mengambil mainan yang diinginkan.
- Sub-tahap Representasi Mental (18-24 bulan). Bayi mulai memahami konsep objek secara mental, sehingga mereka dapat mencari objek yang tersembunyi.
2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 tahun)
Pada tahap perkembangan kognitif menurut Piaget ini, biasanya anak mulai berpikir dan memahami sesuatu dengan cara simbolik. Ini berarti ia belum dapat menggunakan logikanya. Untungnya, di periode ini anak sudah memiliki kemampuan berbicara yang cukup lancar. Bahkan, beberapa anak sudah bisa membaca.
Ibu jangan heran dalam tahapan ini anak sering sekali bercerita. Terutama soal pengalaman yang dialaminya. Beberapa anak bahkan sudah bisa mengarang dongeng sederhana. Saat inilah, Ibu jangan diam saja. Tanggapi cerita anak tersebut dan biarkan ia explore hal baru lebih banyak lagi.
3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 tahun)
Biasanya, anak usia 7-11 tahun sudah mulai berpikir logis dan lebih terorganisir. Bahkan, anak sudah mulai berani mengemukakan pendapatnya terhadap sesuatu. Tak jarang mereka bisa menentukan pilihan sesuai keinginannya. Bisa dibilang anak sudah menyadari cara berpikir mereka unik dan bahwa tidak semua orang harus memiliki pemikiran, perasaan, dan pendapat yang sama dengannya.
Menurut Piaget, tahapan kognitif yang satu ini sangatlah penting. Ini karena dianggap sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif awal. Hal ini ditandai dengan adanya awal pemikiran logis atau menggunakan logika.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)
Pada tahapan terakhir ini, kemampuan kognitif anak semakin berkembang. Pengaruh tahap perkembangan kognitif di tahapan ini adalah ia mulai mengenal hubungan sebab-akibat. Selain itu, ia bisa menyimpulkan atau menyelesaikan permasalahan yang lebih rumit. Salah satu contoh kemampuan kognitif berupa penalaran logis.
Ia juga lebih mampu menemukan berbagai solusi potensial untuk masalah dan berpikir lebih ilmiah tentang dunia di lingkungan sekitarnya. Bahkan, cara berpikir kreatif mulai muncul pada tahapan tersebut.
Sekarang Ibu sudah paham soal 4 tahap perkembangan kognitif anak berdasarkan Teori Piaget, kan. Untuk mendukung perkembangan kognitif anak, Ibu bisa memberikan MILO 3in1 setiap hari. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO.
Produk MILO ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Source:
- Simply Psychology. Piaget’s Sensorimotor Stage Of Cognitive Development. Dari https://www.simplypsychology.org/sensorimotor.html#Sub-Stages-Development-Examples . Diakses 5/10/2023
Mengapa aktivitas fisik itu penting untuk anak? Ya, semestinya Ibu jangan senang kalau anak hanya lebih suka berdiam diri saja di rumah. Bahkan, tidak melakukan aktivitas fisik apa pun. Perlu Ibu pahami, manfaat aktivitas fisik sangat penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Itu sebabnya, Ibu harus dapat memotivasi anak melakukannya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, anak di atas usia 6 tahun hingga remaja dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama kurang lebih 60 menit. Waktu kegiatan tersebut bisa dibagi menjadi dua hingga 4 durasi waktu. Ini tergantung kesiapan anak.
Kira-kira ada 4 keuntungan melakukan aktivitas fisik untuk anak. Misalnya, menjaga daya tahan tubuh, baik untuk pertumbuhan tulang, memperbaiki kesehatan mental, bahkan dapat membangun bonding dengan anggota keluarga lainnya. Salah satu olahraga yang mudah dilakukan adalah jogging atau jalan kaki.
Ibu masih penasaran dengan manfaat aktivitas fisik? Ini dia beberapa yang perlu Ibu ketahui. Siapa tahu semakin yakin untuk mengajak anak melakukan kegiatan tersebut bersama-sama.
Baca Juga : 5 Manfaat Aktivitas Fisik untuk Menjaga Kesehatan Anak
1. Mengontrol Pertumbuhan Anak
Makanan seperti apa yang disukai anak-anak? Biasanya, mereka sangat menyukai makanan manis, seperti permen, kue, hingga coklat susu. Bahkan, beberapa anak sangat suka makanan junk food. Namun, tahukah Ibu kalau kebiasaan mengonsumsi makanan tersebut bisa membuat pertumbuhan anak terhambat.
Anak yang memiliki berat badan di atas rata-rata tidak berarti ia sehat. Bila kelebihan berat badan terus berlangsung bisa-bisa anak terkena penyakit serius, seperti penyakit jantung, obesitas, atau diabetes. Ketika anak sudah mengalami penyakit tersebut, pastinya pertumbuhan dan perkembangannya bisa terganggu.
Aktivitas fisik bisa menjadi salah satu cara mengontrol berat badan anak. Bahkan, menurut European Childhood Obesity Group (ECOG), aktivitas fisik masuk dalam program pengobatan masalah obesitas. Manfaat aktivitas fisik ini sangat penting untuk memulai hidup sehat.
2. Meningkatkan Kecerdasan
Manfaat aktivitas fisik lainnya adalah meningkatkan kecerdasan anak. Kok, bisa? Bukti ini ditemukan dalam studi yang dilakukan kepada pemain sepak bola suatu universitas. Dari penelitian tersebut, ditemukan partisipan yang masih melakukan aktivitas fisik ketika waktu bebasnya, memiliki IQ lebih tinggi dibanding yang tidak.
Selain itu, aktivitas fisik yang dilakukan bersama satu tim biasanya menuntut anak untuk menjadi seorang problem solver. Ketika anak bermain basket misalnya, biasanya sudah memiliki rencana tertentu. Namun, anak akan membuat keputusan secara singkat untuk kapan waktu melempar hingga berlari. Secara tidak langsung otak akan bekerja keras sambil koordinasi dengan organ tubuh lainnya.
Baca Juga : 5 Manfaat Aktivitas Fisik Bagi Tumbuh Kembang Anak
3. Meningkatkan Keterampilan Tubuh
Koordinasi tubuh sebenarnya tidak bisa muncul begitu saja. Anak perlu dilatih untuk mendapatkan kemampuan dan keterampilan tersebut. Aktivitas fisik bisa menjadi cara Ibu melatihnya.
Bentuknya, bisa dance bersama atau bermain ketangkasan. Dari kegiatan ini anak bisa meniru bentuk gerakan yang tepat. Secara tidak langsung juga melakukan koordinasi antara otak, mata, tangan, serta kaki. Biasanya, kalau anak memiliki keterampilan atau koordinasi tubuh yang baik, ia akan lebih mudah menjaga keseimbangan.
4. Membentuk Pola Tidur yang Baik
Anak di atas 6 tahun, pastinya lebih memerlukan waktu tidur yang panjang. Biasanya sekitar 8 hingga 10 jam. Namun kadang-kadang, hal ini susah dilakukan. Anak sulit tidur karena ingin bermain games atau merasa lapar. Akibatnya, anak suka begadang. Kebiasaan ini tidak baik untuk kesehatan fisik dan mental anak.
Manfaat aktivitas fisik lainnya adalah memperbaiki pola tidur anak. Saat anak melakukan kegiatan fisik pastinya semua bagian tubuh ikut bergerak dan bekerja. Kondisi ini membuat tubuh merasa lebih lelah. Saat tubuh terasa lelah, anak akan tidur lebih lama dan lelap. Tentunya, ini baik untuk pertumbuhannya.
5. Meningkatkan Proses Pemadatan Tulang
Sejumlah penelitian menemukan bahwa orang yang rutin melakukan aktivitas fisik, memiliki kepadatan tulang lebih baik. Kondisi ini dibandingkan dengan orang yang tidak melakukannya.
Kabarnya, kebiasaan melakukan kegiatan fisik ini dilakukan secara rutin sejak dini. Hal ini untuk mencegah terjadinya osteoporosis sekaligus membuat anak memiliki struktur tubuh yang baik. Biasanya, aktivitas fisik yang cocok untuk tingkatkan kepadatan tulang berhubungan dengan gerakan melompat.
Itu tadi manfaat aktivitas fisik bila dilakukan secara rutin oleh anak. Untuk tambahan energi dan nutrisi anak saat ia berkegiatan, berikan MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO bubuk ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Pagination
- Previous page
- Page 12
- Next page